http://referral.totobet.net/link.php?member=nomor13 http://xjoss.net/index.php?referrerid=5268

Reuni Penuh Gairah Dengan Mantan Pacarku

Cerita ini diawali di atas Kereta Api Senja Utama II tujuan Yogya - Jakarta saat distasiun Purwokerto, dimana kereta berhenti sebentar aku turun untuk membeli rokok. Namun karena terlalu lama aku turun keluar aku hampir ketinggalan kereta, begitu kereta mulai berjalan perlahan aku naik lewat gerbong paling belakang.

Saat aku berjalan menuju ketempat dudukku aku melihat seorang gadis yang rasanya pernah aku kenal, namun aku ragu untuk menegurnya karena aku hanya melihat dari belakang. Namun saat lewat di sampingnya aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya, dan kebetulan dia juga melihatku. Begitu aku yakin kalau dia adalah kekasihku yang hilang 5 tahun yang lalu,karena setelah lulus sma kami berpisah, aku kuliah di yogya dan dia mencari kerja di jakarta, tanpa ada alamat yang jelas. Maka aku memberanikan diri untuk menyapanya.

"Yann!", tegurku, namun dia sepertinya tidak mengenali diriku karena brewok di wajahku dan rambutku yang panjang sebahu. Lalu kembali aku menyapanya,"yann!", "masa kamu tidak kenal sama aku?" tanyaku padanya.

Diapun balik bertanya kepadaku,"Mas siapa ya?", tanya dia. "aku Riady", jawabku, aku lihat dia tersentak kaget begitu dengar namaku. Tampak diwajahnya air mata menetes jatuh, aku nggak tahu dia sedih atau gembira saat itu.

Kemudian aku mengajak dia untuk pindah ke gerbong tempatku saja, kebetulan aku duduk sendirian, tanpa menunggu jawaban aku mengambil tas yang dibawanya, dan dia mengikutiku sambil terus menggandeng tanganku seolah tak ingin berpisah lagi.

Lalu kami bercerita saling melepas rindu, bahkan dia mengira aku bakal meninggalkan dia sehingga dia menerima laki-laki lain untuk menggantikan aku. Namun aku sadar akan hal itu aku nggak mau memaksanya untuk kembali padaku. Lama kami cerita lalu dia minta aku untuk mengantarnya ke kamar kecil. Sambil menyalakan sebatang rokok aku mengantarnya dan menunggunya di pintu WC kereta. Sambil menikmati rokok aku aku menunggunya, tiba-tiba dia memintaku mengambilkan handuk kecil di tasnya, saat aku berikan handuk tersebut dia langsung menarik tanganku masuk ke dalam WC kereta tersebut dan langsung mengunci pintunya. Dia mendekap diriku erat sekali sehingga payudaranya terhimpit dengan dadaku, aku menundukan kepala untuk mengecup bibirnya, dan lidah kami bermain dalam mulutnya.

Begitu nikmat rasanya saat itu hingga penisku menjadi membengkak karena rangsangan. Ingin sekali aku mengelus payudaranya tapi tidak bisa karena himpitannya. Namun di menggesekan vaginanya begitu merasakan penisku membengkak.

Aku sangat menikmati hal itu, kemudian aku pun menurunkan tanganku untuk meremas pantatnya. Dia hanya semakin keras menggesekan vaginanya sampai dia mengerang merasakan kenikmatan. Aku selipkan tangan ku ke balik celana jeans yang di pakainya menyusuri belahan pantatnya. Dia kembali mengerang seraya mengendurkan dekapannya.

"Ooocchhh maasss", erangnya menahan nikmat.

"aahhhh!!, Masss...ayooooo", ajaknya sambil merintih.

Kemudian aku tarik kembali tanganku dan membuka ruitsliting celananya. "Cepetan masss!!", pintanya, sambil menurunkan celananya hingga hanya mengenakan CD saja.

Aku lihat CD nya sudah basah oleh lendir yang keluar dari liang vaginanya.Terus aku elus sambil kutekan vaginanya yang masih tertutup oleh CD itu sehingga terlihat bentuknya yang sungguh menggiurkan.

"Ayooo doong masss!", "aku nggak tahan nich, ooccchhh!", erangnya memohon.

Aku merasa kasihan padanya, kemudian aku turunkan CD nya dan kumainkan klentitnya yang menonjol dan keras.

"Yang cepet maassss!!!", "ooo...aaacccchhh, masss", erangnya.

"Ennnaaakk!!!", "aahhhhh", "ceppeeeett, maasss!!!!", teriaknya keenakan.

Langsung aku berjongkok dan menjilati vaginanya yang basah dan tertutup oleh lebatnya bulu jembutnya.

"Auuchh!", "diapakan vaginaku masss", tanya dia, "oooohhhhh, masss!!" "enaaak!!", "oooohhhhh", "terruuussss!!!", pintanya

Namun tiba-tiba dia berkata, "Masss, akkhuu pinginn kencinggg niiich". Tapi aku tidak mempedulikan teriakannya, isapanku terhadap klentitnya makin kuat hingga beberapa detik kemudian tampak pahanya merapat dan menghimpit kepalaku.Dia mengejang dan dari mulutnya terdengar teriakannya,

"Ouuuucchh.............. masssss!!!!", "heeeggh", "akhhhhhh......!!!" "akhuuu uddaach nggaaakkkk kuaaattssss","heegghhh", "ooooookkkkhhhhh" cairan deras keluar dengan deras mengalir di sela pahanya yang jenjang itu,diiringi denyutan-denyutan vaginanya, setelah mengejang beberapa saat dia tampaknya menjadi lemas karena orgasme yang baru saja dia alami.

Karena takut ketahuan penumpang lain maka kami tidak melanjutkan permainan. Dia merapikan pakaiannya, kemudian aku menggandengnya ke tempat duduk agar tidak terjatuh karena badannya masih lemas.

Tanpa terasa kereta sudah memasuki stasiun jatinegara, dan dia harus turun disini karena rumah kontrakkannya di bekasi, sedang aku turun di gambir,namun sebelum berpisah aku mengecup keningnya dan tak lupa meminta alamatnya.

Setelah memberikan alamat kontrakannya Yani kemudian turun di stasiun Jatinegara, dan aku terus melanjutkan perjalananku sampai di stasiun gambir.

Aku terus membayangkan apa yang barusan kami lakukan di wc kereta tadi. Aku terbayang akan keindahan tubuh Yani yang di perlihatkannya padaku barusan.

Setelah kereta memasuki stasiun gambir lamunanku buyar, dan aku mengambil tasku lalu kemudian mencari penginapan.Namun niatku untuk mencari penginapan aku batalkan, kemudian aku membeli tiket kereta pakuan bisnis tujuan Bekasi. Dan tanpa menunggu lama kereta tiba aku langsung naik kereta tersebut.

Setibanya di stasiun Bekasi aku mencari alamat yang dia berikan padaku, 30 menit kemudian aku sampai di Tambun dimana dia mengontrak. Aku naik ojek menuju kealamatnya.

Dia terkejut saat dia melihatku sampai di depan rumahnya, karena dia tidak menyangka aku akan datang secepat itu.

"Mas, kok nggak jadi nginap di hotel?", tanya Yani keheranan.

"Nggak ah, enakkan di tempat kamu," jawabku sekenanya.

"Ok deh, masuk dulu mas!", Yani mempersilahkan aku masuk. Kami duduk di ruang tengah dan sambil menyalakan televisi Yani bertanya,"Rencananya berapa lama mas nginap di Jakarta?"

"Rencananya sih cuma tiga hari", jawabku. "kamu tinggal di sini sama siapa?" tanyaku padanya. "Cuma sendirian aja, apa mas mau menemani?", tanya dia kembali.

"kalau kamu ijinkan nggak masalah", jawabku. "Kalo gitu mas nginap aja disini, gratis kok", katanya sambil menatap wajahku penuh harap. "khan bisa menghemat uang mas", katanya lagi.

"Oke deh kalo gitu", kataku mengiyakan, dan tanpa minta ijin dariku lebih dulu Yani langsung mengambil tasku dan memasukkan ke kamar tengah yang kosong dan bersebelahan dengan kamarnya.

Setelah dia keluar kamar langsung aku bertanya kembali padanya, "apa cowok kamu sering nginap di sini?",tanyaku.

"Nggak pernah, bahkan dia nggak pernah tahu alamatku", jawab Yani.

"Masa sih?", tanyaku nggak percaya.

"Nggak percaya ya udah", jawabnya.

"Sebenarnya aku belum bisa mencintai Doni (nama cowoknya) mas", katanya,

"Karena aku sendiri memang belum bisa melupakan mas", jelasnya padaku.

"Kalau aku nginap di sini nanti ada masalah dengan tetangga", kataku.

"Nggak usah khawatir mas, nanti sore kita lapor Pak RT, kalau mas nginap di sini",katanya. "Dan nanti kita ajak mas kamto rumah sebelah, biar dia yang yang menjelaskan bahwa kita masih saudara/sepupu", katanya lagi.

"Mas...kalo mau mandi dulu silahkan aja", katanya sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Baiklah","tapi kamar mandinya di mana?", tanyaku. "Ada di dalam kamar kok mas","aku juga belum mandi mau mandi dulu", jawabnya sambil berjalan menuju kamarnya.

Belum lama aku di dalam kamar mandi, aku mendengar suara panggilan dari luar.

"Maasss.....", panggilnya, "Maaf mas ini sabunnya",katanya.

Lalu aku langsung membuka pintu kamar mandi, dan aku kaget ketika melihat pemandangan di luar. Yani berdiri di depanku hanya dengan handuk yang dililitkan ditubuhnya, dan dengan sekali sentakan dari tangannya handuknya pun terlepas dari tubuhnya.

Sungguh indah sekali tubuh Yani yang telanjang bulat. Begitu putih terawat dan payudaranya yang masih kencang dengan puting warna coklat muda menghiasi payudaranya, perutnya kecil dengan pinggul yang indah dan di antara kedua pahanya terlihat bulu jembutnya yang rimbun menutupi vaginanya yang kecil itu. Melihat aku terpana kagum pada keindahan tubuhnya, dia langsung menyerobot masuk ke kamar mandiku.

"Mass aku mandi di sini saja ya", pintanya.

"Kita mandi sama-sama saja", katanya lagi sambil menutup pintu kamar mandi. Aku nggak bisa melarangnya ataupun menolaknya.

Kemudian Yani langsung membuka satu persatu pakaianku, hingga aku juga telanjang bulat di depannya.

"Mas.. penis mas kok lebih besar dari pada tadi pagi sih?", tanya Yani sambil mengenggam batang penisku dan tangannya yang satu lagi memainkan biji pelirku,sambil meringis menahan nikmat kujawab saja sekenanya, "Tadikan masih di dalam celana Dek (panggilanku terhadap Yani)", "sekarang udah nggak terkurung lagi alias bebas berdiri", kataku menjelaskan.

"Mas...tadikan mas mainin vagina Dhedek, sekarang Dhedek mau maini penis mas Ya", pintanya.

Tanpa menunggu jawaban dariku Yani langsung mengurut batang penisku yang sudah maksimal berdiri dan terus mengusap kepala penisku dengan lembutnya.

"Oouuuch dheee.....", "enaaaak.....", "teruuuuss ddheeeee.....", erangku. sambil berjongkok lalu dia mengisap penisku, dan itu pun nggak bisa masuk semua, (panjangnya 22 cm, diameter 5cm), hingga hanya bisa masuk separuhnya saja.

Yani terus mengisap penisku sambil tangannya mengusap vaginanya yang juga telah banjir karena terangsang menyaksikan penisku yang besar bagi dia. hampir 20 menitan dia menghisap penisku dan tak lama terasa sekali sesuatu di dalamnya ingin meloncat ke luar.

"Dedeeeee.......ooohhhkk.........eennnaaaakkkkkhhgghhhh......teruuuussss",teriakku, Dia mengerti kalo aku mau keluar maka dia memperkuat isapannya dan sambil menekan vaginanya aku lihat dia mengejang dan matanya terpejam, dan creet........suuurrrr.......ssuuuuurrr.......ternyata Yani sudah orgasme terlebih dahulu.

"Oghs...maaghhhss",erangnya tertahan karena mulutnya tersumpal oleh penisku.

Dan karena isapannya terlalu kuat akhirnya aku juga nggak kuat menahan ledakan dan sambil kutahan kepalanya ku semburkan maniku ke dalam mulutnya ccrrooooot.....cccrrrruuuuuuuttttt.........cccrrrooooooot.....cccccrroottt.... banyak sekali hingga tak sanggup Yani menelan semuanya dan mengalir di belahan bibirnya yang sensual itu. Lalu kucabut penisku yang masih berdenyut-denyut aaahhhhhkkkkkggghghhh......ooooooohhhhhhgggghhh. "hheeeemmmmm enaaaaakkkk massss", katanya, "gurih dan asin sekali mani punya mass", ujarnya merasakan puas.

"Masss....", panggilnya, "gimana sih rasanya kalo di entot itu?", Yani bertanya padaku.

"Aku sendiri belum pernah ngerasai kok dhe", jawabku.

"Mas mau nggak masukin penis mas ke dalam vagina dhede?" tanya Yani seraya memohon. Aku merasa ragu, namun karena penisku masih berdiri dengan kerasnya dan didorong oleh nafsu maka aku hanya menganggukkan kepalaku. Melihat anggukan kepali ku Yani kemudian duduk di tepian bath-up sambil mengangkangkan kedua kakinya, hingga vaginanya yang tertutup oleh bulu jembut itu tampak terbuka dan terlihat sisa lendir yang mengalir di pahanya yang putih itu, dan klentitnya pun terlihat sudah membengkak. Lalu sambil berdiri aku mengarahkan penisku tepat diatas lobang vaginanya dan ku gesek perlahan kepala penisku di atas klentitnya.

"Auugghhh masss.....geeelliii", rintih Yani menikmati gesekan di klentitnya itu.

"Masukin aja masss", "cepetannnnn....ooohhhhh", erangnya sambil menggenggam penisku.

Dengan pelahan dan penuh perasaan kutekan penisku hingga kepala penisku membelah bibir vaginanya, tapi tampak mata Yani melotot dan wajahnya memerah sambil menahan laju penisku.

Tahhaannnn dulu masss....sakitt", erangnya.

Aku turuti permintaannya, selang beberapa detik kembali dia memintaku untuk menekannya.

Kutekan kembali hingga kepala penisku berhasil masuk ke lobang vaginanya. Namun dia berteriak kesakitan, aduuuhhhhh maasssss", "sakit sekalliii".

Karena teriakannya itu maka aku menghentikan gerakanku dan membiarkan kepala penisku terbenam di belahan vaginanya. Aku rasakan denyutan vaginanya di kepala penisku, dan membuat rasa nikmat yang tak pernah aku bayangkan. Kemudian tangan Yani melepaskan genggamannya dan memegang pantatku lalu berusaha menekannya.

Aku pun mengikutinya hingga penisku masuk sampai 1/4 batangnya. Yani tampak meringis menahan sakit, tapi tangannya terus menekan pantatku hingga secara perlahan penisku masuk separuh. penisku terasa sekali di pijat oleh vaginanya dan menimbulkan rasa nikmat yang teramat sangat.

Aku diam sambil menikmati denyutan vaginanya sekitar 5 menit, dan tampaknya sakit yang dirasakan yanni sudah hilang.

"Gimana Dhek...???", tanyaku padanya, "masih sakit sedikit mass....rasanya mau pipis lagi nih....oooohhhh....", katanya. Belum selesai ucapannya, tiba-tiba badan Yani mengejang dan tangannya menekan pantatku hingga masuk lebih dalam (kira-kira 17 cm), dan aku merasakan menabrak sesuatu di bagian dalam vaginanya.

"Aaaakkkhhhh.......hheeeggghhh.....heeeeghhhkkk....oooouuuuuggghhhkkssss.......mmaaasssss....eeeannnaakkhhsss",Yani berteriak menahan nikmat,...sseerrr....seerrrr......cairan hangat dari lubang rahimnya menerpa kepala penisku dan terus mengalir keluar dengan deras hingga membuat lobang vaginanya semakin licin.

Kira-kira sekitar 10 detik Yani mengejang dan kemudian dia lemas kembali. Aku tetap membiarkan penisku di dalam vaginanya dan kukulum bibirnya dan lidah kami pun bertarung saling membelit didalam bibirnya sekitar 5 menit,dan kemudian perlahan-lahan aku mengerakan pantatku maju mundur, hingga tampak vagina Yani kempot kedalam saat ku tekan pantatku, dan kelihatan menonjol begitu aku tarik penisku.

"Heeegghhh....aahhhgggss", Yani mendesah dan merintih, tampaknya Yani sudah kembali menerima rangsangan. Karena vaginanya yang sangat licin maka dengan lancar penisku keluar masuk kedalam vaginanya."Ooohhhhh....uuuuhhhhh......enaaaakkhhhsss dhedeeee......aahhhhh", erangku

"Iyaaa maassss....ooooohhhhsss...teeerrruuusss maaasssss.......oooooohhhh aaakkkkhhhhsss",rintih Yani menerima kenikmatan tiada tara, sambil mengoyangkan pantatnya ke kiri dan kanan.

Aku pun semakin mempercepat gerakan maju mundur penisku, hingga Yani menggelengkan kepalanya kekiri dan kanan sambil matanya terpejam, hanya erangan dan rintihan yang mendesah yang keluar dari mulutnya.

"Oooohhhh maasssss......Ennaaakkssss masssss......uuuugggghhhhs..oooooooomasss....lebih cepeeet laggiiii massss....oooohhhggggg ...maassss......terruuuss ooooohhhhh....tekan terusssss maasssssss",rintihannya semakin menjadi.

Dan Yani semakin cepat sekali mengoyangkan pantatnya maju mundur, hingga beberapa saat kemudian aku rasakan tangannya mencengkeram pantatku dengan kencangnya.

Aku mengerti kalo Yani mau orgasme lagi, maka aku menghentikan gerakanku dan membiarkan Yani menggerakkan pantatnya maju mundur agar dia memperoleh kenikmatan yang tiada taranya, lalu dengan penuh perasaan dan pelan aku tekan penisku.

Saat aku rasakan kepala penisku menabrak mulut rahimnya Yani menghentikan gerakkannya dan kembali badannya mengejang sambil kedua kakinya di tekuk di belakang pantatku.

"Aakkhhhuuuu nnggggaaaakkkksss kuuuaatttsssss maassssss......", teriaknya.

"Aakkkhhuuu keelluuuaaaarrrrr laaaggghhiiiii maassssss......"erangnya. "Ooopppsssss...aaaakkkkhhhhhssss....aaakkkhhhhhsssss.........uuuuhhhhh.... hegghhhssss.....hheeegghhhhssss", teriaknya diiringi cairan hangat yang membanjiri vaginanya sseerrrrr......sseeerrrrrrr.

Belum lagi kejangnya hilang aku yang tadi diam kembali mengerakan pantatku maju mundur dengan cepat.

"Oookkkhhhh maasssss.... stooppppsss maasssss!!!", pintanya namun aku tidak mempedulikannya, aku tetap menggerakan pantatku maju mundur tapi nggak secepat yang pertama, kali ini aku gerakan dengan perlahan untuk membangkitkan kembali gairahnya.

Lalu kuangkat pantatnya dan ku gendong Yani sehingga penisku semakin dalam masuknya menekan mulut rahimnya. Waktu aku gendong dia tampaknya Yani mendapatkan rangsangan baru, dia semakin erat memelukku.

Kemudian aku gendong Yani keluar kamar mandi dan kurebahkan diatas ranjang tanpa mencabut penisku dari vaginanya.dan kami pun bergelut diatas ranjang, dan Yani pindah posisi berbalik keatas dan terus duduk diatas penisku yang terbenam di vaginanya hingga membuka mulut rahimnya.

Baru beberapa menit dia kembali mengejang, namun kali ini aku nggak diam smbil menikmati semburan hangatnya aku membalik badannya dan mendorong penisku maju mundur.

Entah berapa kali dia orgasme selama hampir 1 jam 30 menit aku main dengan Yani baru aku merasakan sesuatu tekanan dari dalam dan akupun ingin mengakhirinya secepat mungkin, karena aku merasa kasihan melihat Yani yang sudah lemas karena orgasme yang berulang kali.

Hingga akhirnya aku menekan dalam dalam penisku dan "oooookkkkkhhhhhh dheeeekkkssss......akhuuuuuuu keluaaarrrrr........ aaakkkhhhhhsss...... akkhhhhhsssssss.............",teriakku sambil mendekap erat tubuh telanjang Yani, dan Yanipun demikian juga

"Yaniiiii juugggghhhhaaaa keeelllluuuaarrrr maassssss ...... oookkkkssssss....... oooouuuugghhhhssss....... akkhhhssssss.....ooohhhhhhh

Ccrrooott.....crrott....sseerrrr....sserrrr

Akhirnya kami berdua menjadi tekulai lemas dan memutar posisi dan membiarkan Yani tetap menindihku dengan penisku tetap di dalam vaginanya. Kami tidak jadi mandi, dan hanya mandi keringat.

"Mass enak sekali, mas hebat", puji dia terhadapku.

"Apakah kamu capek Dhe?", tanyaku

"Iya mas", "aku lemas sekali, jadi besok aja yah nemeni mas ngedaftar kerja", katanya sambil mengecupku.

"Oke deh kalo gitu"

Lalu Yani tertidur diatasku dengan pulas kecapekan karena perjalanan jauh juga dengan apa yang kami lakukan barusan. Sepintas aku melihat bercak merah bercampur lendir diatas sprei. Ternyata Yani masih perawan, akupun memeluknya erat hingga tertidur juga dengan penisku yang masih berada di dalam vagina Yani.
http://forumbebas.com/