http://referral.totobet.net/link.php?member=nomor13 http://xjoss.net/index.php?referrerid=5268

Anu Besar, Nafsu Besar?

Konon pria dengan penis besar akan menggebu-gebu di atas ranjang. Begitu juga dengan wanita berpayudara besar. Benar enggak sih?

Boleh percaya, boleh tidak, pendapat ini ternyata tak muncul begitu saja. Namun, dikutip dari rumusan phalomancy dan mamomancy. Apa itu? Ialah sebuah “panduan” untuk mengetahui potensi seksual pria dari ukuran atau bentuk alat vitalnya, dalam hal ini penis. Sementara mamomancy yaitu bahan acuan untuk mengukur potensi seksual kaum hawa dari bentuk atau ukuran payudara. “Tapi perlu diperhatikan, ini kan ramalan. Seperti halnya ramalan bintang tentu tak mutlak benar. Bisa benar bisa salah,” ujar dr. H. Bambang Sukamto, DMSH.

Berikut penjelasan lebih jauh seksolog dari On Clinic Indonesia ini.

PHALOMANCY

1. Penis kecil atau pendek
Pria dengan penis kecil/pendek dianggap kurang dapat memuaskan pasangannya dalam berhubungan intim. Dia selalu merasa canggung atau kurang percaya diri saat bercinta.

* Penjelasan:
Ini hanya mitos kok. Kejantanan memang sering dihubungkan dengan faktor apakah penis si laki-laki kecil atau besar. Padahal kategori penis kecil, pendek, besar atau panjang sangat relatif. Masalahnya, pendapat tadi sudah begitu melekat sehingga memengaruhi psikologis para pria yang merasa organ intimnya kecil atau pendek. Akibatnya yang bersangkutan jadi tak pede atau canggung saat berhubungan intim karena merasa kurang jantan. Ujung-ujungnya, si pria benar-benar mengalami gangguan ereksi ataupun ejakulasi dini. Padahal sebenarnya alat vitalnya dapat berfungsi optimal. Biasanya, mereka akhirnya memilih jalan pintas dengan berusaha memperbesar organ kejantanannya dengan berbagai cara.

Perlu ditekankan di sini, kenikmatan hubungan intim tak dinilai dari ukuran penis. Yang menentukan adalah bagaimana si pria dapat berejakulasi dalam waktu yang normal (tak terlalu cepat atau terlalu lama), tidak impoten, dan punya kemampuan memuaskan hasrat seks istri secara maksimal. Ini yang lebih menjamin ranjang menjadi hangat ketimbang besar kecilnya penis. Untuk itu, usahakan agar selalu terbuka pada pasangan. Bicarakan seperti apa sebaiknya hubungan intim yang bisa dinikmati bersama. Dengan mencoba berbagai variasi baru, umpamanya.

Bagi istri, tentu tidaklah bijaksana jika membuat kecil hati suami dengan mengaitkan ukuran penis dan kejantanan. Ketimbang ngambek soal itu, coba berikan sentuhan-sentuhan yang memancing gairah seksual supaya libidonya tak lembek. Niscaya hubungan intim dapat berjalan sukses tanpa harus mempermasalahkan apakah penis suami panjang atau pendek.

2. Penis besar atau panjang
Pria dengan organ intim seperti ini disebut-sebut sebagai pria penuh percaya diri. Hasrat seksualnya tinggi dan memiliki kekuatan seks yang mengagumkan. Dia senang mencoba gaya-gaya baru dalam bercinta. Pokoknya boleh dibilang kreatif dan inovatif!

* Penjelasan:
Karena mitos yang berkembang tadi, wajar saja kalau pria yang memiliki penis besar akan tampak percaya diri atau bahkan justru overconfidence. Tapi jangan salah, tak sedikit dari mereka yang mengalami gangguan seksual. Entah itu ejakulasi dini maupun impotensi. Ini membuktikkan organ seks yang besar tidak secara otomatis membuat pria mampu melakukan penetrasi dengan baik atau maksimal. Bagi yang mengalami gangguan disfungsi ereksi ada baiknya berkonsultasi pada dokter ataupun seksolog.

3. Penis bengkok
- ke kanan
Pria dengan alat vital bengkok ke kanan konon bersikap terbuka terhadap seks. Ia tak malu-malu kala harus membicarakan topik yang bagi sebagian orang tabu ini. Demikian pula dalam berhubungan intim; yang bersangkutan tak sungkan ketika beraksi di atas ranjang.

- ke kiri
Berbeda dari pria yang memiliki organ intim bengkok ke kanan, pria yang organ intimnya bengkok ke kiri lebih suka menyimpan rapat-rapat cerita tentang seks. Dia akan merahasiakan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan ranjangnya. Saat berintim-intim, yang bersangkutan juga tergolong tertutup. Dengan kata lain, pria dengan kondisi alat vital bengkok ke kiri kurang percaya diri.

* Penjelasan:
Sepanjang pria dapat melakukan penetrasi dengan baik, alat vitalnya yang bengkok ke kiri maupun ke kanan tidak akan menjadi permasalahan serius. Namun seringkali kondisi alat vital yang bengkok ini dikeluhkan. Padahal kondisi itu normal saja, asal kebengkokannya tidak terlalu ekstrem sehingga mengganggu proses berhubungan intim. Misalnya, mengalami gangguan sulit penetrasi, susah ereksi dan sebagainya.

Dalam beberapa kasus ada kondisi bengkok yang tak normal. Misalnya terlalu menekuk ke kiri, ke kanan, atau ke atas. Kondisi tersebut menyebabkan saluran muara air kemih menjadi tak normal pula. Maka perlu dilakukan operasi untuk mengembalikannya pada kondisi normal sehingga fungsi alat vitalnya bisa maksimal.

Bambang menyarankan pria dengan organ intim yang bengkok entah ke kiri atau ke kanan tak perlu minder atau khawatir. Perasaan tertekan ini justru bisa mengakibatkan gangguan seksual dan membuat istri tak terpuaskan. Tetaplah pede selama tak mengalami gangguan disfungsi seksual.


MAMOMANCY

1. Payudara kecil
Dikatakan, wanita berpayudara kecil adalah seorang pemalu. Dia tak terlalu suka bergaul dengan banyak orang. Hasrat seksualnya biasa saja. Libidonya rendah dan pasif ketika di ranjang. Dia lebih suka menunggu “aksi” dari pasangannya.

* Penjelasan:
Secara logika, wanita berbuah dada mungil akan merasa rendah diri karena ia minder saat membanding-bandingkan kepunyaannya dengan wanita lain. Tak heran, jika ada yang sampai memperindah payudaranya dengan menyuntikkan silikon, umpamanya. Nah, uniknya, setelah payudaranya menjadi besar, hasrat seksualnya pun meningkat.

Lo kok bisa? Sebenarnya, pembesaran payudara bukan jaminan bisa meningkatkan libido seorang wanita. Kalau ada kejadian, seorang wanita jadi hot di atas ranjang setelah payudaranya “disulap” bak milik Pamela Anderson, itu lebih karena kepercayaan dirinya saja yang bertambah, sehingga di atas ranjang dia jadi pede menghadapi pasangannya.

Intinya, ada juga kok wanita yang memiliki buah dada terepes tapi performa seksnya tetap oke. Jangan lupa, semua ini hanya masalah stabilitas kondisi psikologis semata. Jika si “terepes” merasa mampu berhubungan intim dengan maksimal, tentu hasilnya pun memuaskan.

Dalam hal ini, suami juga perlu meyakini kalau ukuran payudara bukanlah modal utama untuk berintim-intim. Kunci hubungan ranjang yang hangat adalah mencintai pasangan dan menerima baik kelebihan maupun kekurangannya. Jangan lupa, diskusikan variasi-variasi baru saat berhubungan. Kalau sudah begitu, payudara kecil bukan lagi kendala yang memusingkan.

2. Payudara besar
Wanita dengan payudara besar dibilang tak kenal basa-basi. Dia tak segan menyampaikan keinginannya untuk berhubungan intim. Dia juga sangat emosional, sulit mengontrol diri, dan egois dalam bercinta. Dia mementingkan kepuasan pribadi, tak peduli apakah pasangannya juga terpuaskan atau tidak.

* Penjelasan:
Umumnya wanita merasa percaya diri kalau payudaranya besar. Namun tak jarang, ukuran besar ini menjadi beban ketika menjadi perhatian banyak lelaki yang tak diharapkan. Akhirnya, perempuan tersebut justru tidak menikmati tatapan ke arah dadanya yang membusung karena merasa dilecehkan. Lantaran itu, tak sedikit perempuan yang merasa bersyukur memiliki dada berukuran biasa-biasa saja. Juga, bukan tak mungkin pembesaran payudara yang tak normal merupakan gejala awal dari adanya tumor atau kanker. Lantaran itu, kalau mendapati hal-hal yang mencurigakan seputar payudara, jangan sungkan untuk berkonsultasi pada dokter.


JANGAN MUDAH TERPENGARUH
Menurut Gue, apa pun penjelasan sebuah ramalan jangan mudah meyakininya karena justru dapat membebani pikiran kita. Apalagi kalau ramalannya jelek-jelek, bisa bikin kecil hati dan tak percaya diri. “Yang baik-baik saja dijadikan masukan. Yang buruk tak perlu diambil pusing. Yang paling penting, dalam berhubungan intim harus pede. Jadi tak usah terpengaruh ramalan. Nanti malah terjadi disfungsi seksual. Ramalan tak 100 persen tepat bahkan mungkin banyak melesetnya.”

Jangan lupa, masalah potensi seksual bukan sekadar diukur dari kondisi fisik semata tapi juga kondisi psikis wanita atau pria. “Nah, kondisi psikis ini yang sebenarnya susah diukur. Apakah dia sedang dalam kondisi stres, rendah diri, atau berkonflik dengan pasangannya.”
http://forumbebas.com/