http://referral.totobet.net/link.php?member=nomor13 http://xjoss.net/index.php?referrerid=5268

ML dengan STW atasanku

Cerita sex seru bercinta dengan wanita paruh baya, seorang janda yang sangat kesepian dan haus sex tapi suka marah-marah serta paling ditakuti di kantorku. Inilah kisahku...

Selama satu minggu Mama mertuaku berada di Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Mama mertuaku selalu mengulangi persetubuhan kami. Apalagi setelah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang sedang dikerjakan kantor istriku, Aku dan Mama mertuaku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh, kami berdua semakin lupa diri. Aku dan Mama mertuaku tidur seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat birahi kami datang aku dan Mama mertuaku langsung menuntaskan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Mama mertuaku dengan spermaku, akibatnya fatal...!

Setelah istriku kembali dari Medan Bapak mertuaku minta agar Mama mertuaku segera pulang ke KR, dengan berat hati akhirnya Mama mertuakupun kembali ke desa KR. Setelah Mama mertuaku kembali kedesa KR hari hariku jadi sepi. Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Mama mertuaku, aku rindu jeritan jeritan joroknya saat dia sedang dilanda orgasme.

Pertengahan bulan Juni lalu Mama mertuaku menelponku ke kantor, aku begitu gembira sekali Kami berdua sudah sama sama saling merindukan, untuk mengulangi persetubuhan kami, tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Mama mertuaku memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan setelah diperiksa ke dokter, Mama mertuaku positip hamil. Aku kaget sekali, aku pikir, Mama mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.

Aku minta ke Mama mertuaku agar benih yang ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun Mama mertuaku menolaknya. Mama mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri, karena suaminya sudah lama tidak pernah lagi menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku tersadar, yah kalau Bapak mertuaku tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar apalagi jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili istrinya adalah menantunya sendiri.

Juga atas saran Dokter, menurut dokter di usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Mama mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Mama mertuaku memutuskan untuk mengambil tindakan.

“Bu, apa perlu aku datang ke desa KR?”
Mama mertuaku melarang, “Tidak usah sayang nanti malah bikin Bapak curiga, lagi pula ini kan hanya operasi kecil”.

Setelah aku yakin bahwa Mama mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Mama mertuaku.
“Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku pengen banget nih Bu”
“Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Gentho. Tunggu ya sayang, setelah masalah ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Gentho boleh entotin Ibu sepuasnya”.

Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama Mama mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Mama mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan. Gila.. , hubungan gelap antara aku dengan Mama mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim Mama mertuaku, aku sangat bingung sekali.

Saat aku sedang asyik-asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Mama mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon di mejaku.
“Hallo, selamat pagi”.
“Gentho kamu tolong ke ruang Ibu sebentar”.

Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju ruangan Ibu Erna. Ibu Erna adalah wanita setengah baya yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan lalu-lintas di kawasan puncak Bogor. Aku taksir, usia Ibu Erna kurang lebih 45 tahun, Ibu Erna seorang wanita yang begitu penuh wibawa, walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Erna tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Erna agak gemuk dan montok.

“Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya”.
“Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum?”.

“Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan”, jawabku.

“Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?”, tanya Ibu Erna.

“Oh nggak Bu, saya tidak apa-apa”.

“Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat di rumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakitmu”.

“Ah.. nggak apa-apa Bu, saya sehat kok”, jawabku.
Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Erna, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Erna berkata, “Makanya kalau selingkuh hati-hati dong, jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Mama mertuamu hamil”.

Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh mendapatkan malu yang luar biasa.

“Dari mana Ibu tahu?” tanyaku dengan suara yang terbata-bata.
“Maaf Gentho, bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu. Sebenarnya setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan Mama mertuamu sendiri”.

Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Erna adalah atasanku, selain itu Ibu Erna adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah.

“Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman di tangan Ibu”
“Terima kasih Bu”, jawabku lirih sambil menundukkan mukaku
“Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK”.

“Tentang apa Bu?”, tanyaku.

“Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Mama mertuamu dan jangan menolak”, pintanya tegas.

Akupun keluar dari ruangan Ibu Erna dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Erna yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Mama mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Mama mertuaku diketahui oleh orang lain.

“Kenapa Gen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya”, tanya Wilman sohibku.
“Ah, nggak ada apa apa Wil Aku lagi capek aja”.
“Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu”.
“Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Erna denger mati kamu”.

Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku. Aku hanya melamun dan memikirkan Mama mertuaku, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Mama mertuaku kekasihku, rasanya aku ingin terbang ke desa KR dan menemani Mama mertuaku, tapi apa daya Mama mertuaku melarang. Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Erna, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang aku alami dengan Mama mertuaku, uh.. rasanya mau meledak dada ini.

Aku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak mau aku harus menceritakan semua yang terjadi antara aku dengan Mama mertuaku agar rahasiaku tetap aman.

“Kring.. “, kuangkat telepon di meja kerjaku.
“Gimana? Sudah siap”, Tanya Ibu Erna. “Ya Bu saya siap”, “Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda”.

Ternyata Ibu Erna tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain. Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku, akhirnya Wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.

Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Erna, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Erna masuk ke halaman dan parkir. Ibu Erna pun turun dari mobil dan berjalan ke arah ATM.

“Hi.. Gentho ngapain kamu di sini?”, sapa Ibu Erna.
Aku jadi bingung, namun Ibu Erna mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Erna, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang.

“Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga”, sahutku.
Ibu Ernapun bergabung antri di depan ATM.
“Gimana, temenmu belum datang juga?” Saat Ibu Erna keluar dari ruang ATM.
“Belum Bu”.

“Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah”.
Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Erna, aku duduk di depan di samping supir pribadi Ibu Erna sementara Ibu Erna sendiri duduk dibangku belakang.
“Ayo, Pak Bari kita pulang”. “Iya Nya.. “, sahut Pak bari “Untung aku ketemu kamu di sini Gentho, padahal tadi aku sudah cari kamu di kantor kata teman-temanmu kamu udah pulang”.

Uh.. batinku Ibu Erna mulai bersandiwara lagi.
“Memangnya ada apa Ibu mencari saya?”.
“Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu, OK?”.

Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai di rumah Ibu Erna.
“Ayo masuk”, ajak Ibu Erna.

Aku sungguh terkagum-kagum melihat rumah bossku yang sangat besar dan megah. Aku dan Ibu Erna pun masuk ke rumahnya, semakin ke dalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Erna yang begitu cantik dan mewah.

“Selamat sore Nya”,
“Sore Yem, Oh ya yem, ini ada anak buah ku di kantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Gentho bekerja di sana”.
“Baik Nya”.
Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Erna.
“Silakan Den, ini kamarnya”.
Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar.

“Kring.. , kring.. “, kuangkat telepon yang menempel di dinding.
“Hallo, Gentho, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut”.
“Oh.. iya Bu terima kasih”.
Langsung saja aku menuju ke kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku dengan air hangat. Setelah selesai akupun membuka lemari pakaian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.

Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Erna belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu Erna yang masuk, aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Erna tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu Erna datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku memandangi tubuh Ibu Erna, walaupun gendut tapi Ibu Erna tetap cantik.

Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Erna berkata kepadaku, “Sekarang kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Mama mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian yang kamu kenakan”.
“Tapi Bu”, protesku.

“Gentho, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu”.
Aku benar-benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut cd ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku.

“Sial!”, makiku dalam hati, aku benar-benar dilecehkan oleh Ibu Erna saat itu.
“Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu”, bentak Ibu Erna.
“Mm.. , lumayan juga kontolmu”.

Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Erna tentang ukuran kontol aku, yang ukurannya hanya standar Indonesia.
“Nah, sekarang ceritakan semuanya”.

Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Mama mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami. Kulihat Ibu Erna mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Erna menarik napas panjang. Tiba-tiba Ibu Erna bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh di kantorku, sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak di sana-sini namun pancaran kemulusan tubuh Ibu Erna membuat jakunku naik turun.

“Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu”, bentaknya lagi.
“Baik Bu”, akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi bercerita, apalagi saat Ibu Erna menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus-elus dan mengocok-ngocok kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.
“Ahh.. “, jeritku tertahan saat mulut Ibu Erna mulai mengulum kontolku.
“Ahh.. Bu.. , nikmat sekali”.

Kuangkat kepala Ibu Erna, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.
“Bu.. kita pindah ke ranjang saja”, pintaku.
Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Erna, kulumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami.

“Ahh.. “, Jerit Ibu Erna saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.
“Uhh Gentho.. enak... sayang.....!”.

Ketelusuri tubuh Ibu Erna dan jilatan lidahku pun menuju memek Ibu Erna yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap memek Ibu Erna dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali Mungkin karena Ibu Erna sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.

“Ahh....”, jerit Ibu Erna saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-remas teteknya.

Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas lidahku terus menjilati memek Ibu Erna yang sedang dikocok-kocok dua jari tanganku. Usahaku berhasil, Ibu Erna memohon agar aku segera memasukan kontolku ke lubang memeknya, tapi aku tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku di lubang memek Ibu Erna, tubuh Ibu Ernapun makin menegang.
“Aaarrgghh.. Gentho”, jerit Ibu Erna tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme melanda dirinya.

Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Erna, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam. Kubiarkan Ibu Erna menikmati sisa-sisa orgasmenya selama beberapa saat, lalu kucumbu kembali Ibu Erna, kujilati teteknya, kumasukan lagi dua jariku ke dalam memek nya yang sudah sangat basah.

“Ampun.. Gentho.. biarkan Ibu istirahat dulu”, pintanya.
Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Erna tengkurap kini.

“Jangan.. dulu Gen.. thoo.. Ibu lemas sekali”.
Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Erna pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek-gesekan kontolku ke lubang memek Ibu Erna. Kutekan dengan keras dan.. Blesss masuk semua batang kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Erna.
“Iiihh.. Gen.. to.. kamu.. jahat”.

Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke lubang memek Ibu Erna, orang yang paling ditakuti di kantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih-rintih mendesah-desah, bahkan memohon-mohon padaku. Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Erna, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu Erna dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku.

“Uhh.. “, jeritku saat kontolku mulai berdenyut-denyut.
Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontol aku, Ibu Ernapun makin belingsatan kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan.

“Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. “.
Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk ke dalam Memek dan rahim Ibu Erna, beberapa detik kemudian Ibu Erna pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu Erna tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya di luar sana.

Ibu Erna rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Erna. Nikmat sekali rasanya orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Erna sudah lelap tertidur, dari celah belahan memek Ibu Erna, air maniku masih mengalir, aku benar-benar puas karena orang yang telah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Erna, kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh Ibu Erna agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang memek Ibu Erna.

“Uhh Gentho.. Ibu lelah sekali sayang”, lirih sekali terdengar suara Ibu Erna.

Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Erna, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Erna terguncang-guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kontolku, rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Erna hanya memejamkan matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Erna.. , dan langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku di atas perut Ibu Erna.

Karena lelah akupun tertidur di samping tubuh telanjang Ibu Erna, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru-buru aku bergegas membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.

“Bu.. Bu Erna bangun Bu.. “.
Akhirnya dengan malas Ibu Erna membuka matanya.
“Sudah malam Bu saya mau pulang”.
“Gentho kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi”.
Ibu Erna pun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar.
“Tunggu sebentar ya Gentho, kemudian Ibu Erna masuk ke kamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Erna keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.
“Ini untuk kamu”.

“Apa ini Bu?”, tanyaku saat Ibu Erna menyodorkan sebuah amplop kejamku.
Aku menolak pemberian Ibu Erna, namun Ibu Erna terus memaksaku untuk menerimanya. Terpaksa kukantongi amplop yang diberikan Ibu Erna lalu kembali kami berciuman dengan mesra.

Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Erna yang merupakan atasan di kantor tempatku bekerja. Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar-benar menikmatinya. Lain saat akan kuceritakan kisahku yang lain ketika ngeseks dan berhubungan intim dengan sekretaris perusahan di kantorku yang cantik dan sexy. Dia adalah seorang gadis Indo blasteran Jerman yang cantik dan sangat gila sex. Itu adalah pengalaman ngentot yang paling nikmat dan paling berkesan yang pernah aku alami, silahkan di tunggu yaaa....
http://forumbebas.com/